Monday, March 31, 2008
Aida Mitsuo - Issho benkyo Issho seishun
Homeless Chugakusei
Comedian’s autobiography on homeless childhood becomes record bestseller
Comedian Hiroshi Tamura’s autobiographical novel “The Homeless Junior High School Student” (Wani Books) has in the only two months that have passed since its Sept. 3 release sold more than 1 million copies, the Sports Daily reported Monday.
Now 28-year-old Tamura, member of the comedy duo Kirin, saw his family break up while he was still in junior high school, forcing Tamura to in periods spend his nights in public parks. The autobiography tells frankly about hardships Tamura went through, such as having to eat cardboard to survive, according to the Sports Daily.
His autobiographical novel, “The Homeless Junior High School Student,” has become the fastest selling non-fictional book in Japan on record, and the publisher is currently looking into sending an application to Guinness World Records for fastest selling non-fictional book ever, while bids for the rights to make screen adaptations and TV-series out of the novel are flooding in.
Link: http://www.japannewsreview.com/entertainment/books/
20071113page_id=2998
I showed this book to my husband when I saw the attractive title. He remarked it is impossible for a secondary-age school boy to live as homeless in Japan. The social welfare department see to it that he should not live a homeless life.
This is an autobiographical novel, his true life.
Question is how did he end up as a homeless high school boy?
He was living in the neighbourhood children's playground, hungry all the time, eating cardbox paper and on top of that he managed to attend school everyday.
In Japan, every neighbourhood children's playground is facilitated with a small public toilet and wash basin. He used this public toilet and washed himself everyday while living in the cardboard box.
How did he end up homeless in a rich country like Japan?
This is a light review of the book.
His mother died and his father was unemployed due to the re-structuring economic trend during the early 1980's.
His father left them, his brother studying in the university, his sister in high school and him.
One day, they have to vacate their house due to unpaid rent. The brother and sister decided to stay at a temple but he told them he wanted to stay at some friend's house. But he ended up at the playground secretly.
Imagine a boy who had warm meals home-cooked and home-served everyday, imagine a boy who has clean clothes laid out for him every morning. Imagine how he managed his life while sleeping in the public playground.
His homeless plight for one month was known and they were put in the government's children home. He becomes a well-known television comedian now. Lately, there was some rumours that he found his father but that is another story.
Within two months of release, the novel sale jumped into the one million mark!
The fastest best-sellers ever!
Saturday, March 29, 2008
Mitsuo Aida: Honki
Friday, March 28, 2008
Bashmala
Kenal tak buah Bashmala?
Mungkin banyak orang melayu pernah makan tapi masih tak tau panggilan nama buah ini.
Yang masalahnya, apa namanya buah ini dalam Bahasa Melayu, yang amat dibanggakan oleh orang Melayu (banggakah orang Melayu dengan Bahasa Melayu? - soalan ini bukan menghina, memandangkan banyak orang Melayu yang speaking-spangking).
Tak kisahlah saya orang tak cakap bahasa Melayu tapi kadang-kadang istilah-istilah bahasa Melayu belum ada lagi dalam kamus ternama seperti kamus DBP.
Ambil contoh buah ini, apa namanya dalam Bahasa Melayu?
Namanya ada dalam bahasa Portuguese, Croation, Italian, Hungarian, Spanish, Catalan, French, Hebrew, Lebanese, Greek dan Turkish. Tapi bahasa Melayu apa?
Orang Armenian menamakan buah ini dengan nama sungguh manis bunyinya, Nor Ashkhar, dan orang Arab menggunakan nama Bashmala. Jadi saya fikir dalam semua-semua nama, baiklah saya pilih nama arab pada panggilan buah ini, buah Bashmala. Terbayang pula gadis ayu dari Mekah dengan lirik mata yang jernih dan bulat.
Sebenarnya orang Cina Cantonese memanggilnya buah low Gwat atau pipa sebab buah ini berbentuk seperti gitar Cina.
Orang Jepun juga menamakannya mengikut gitar seakan-akan yang ditiru dari Cina, gitar Biwa.
Jadi buah ini orang Jepun panggil buah Biwa.
Orang Hindi mengikut panggilan orang Cina, low qwat menjadi lokaat.
Kalau ikut nama antarabangsa buah ini, ia terkenal sekarang dengan nama loquat.
Tapi nama Bahasa Melayu saya tidak tahu *sigh*
E-bonda pagi Jumaat yang nyaman hari ini meleret panjang hanya kerana tidak tahu nama buah Bashmala!
Itulah perangai e-bonda, perkara yang kecil begini boleh jadi tekanan, sabar ye e-bonda.
Saya hanya ingin catatkan yang buah bashmala ini pertama kali berbuah di halaman depan rumah saya pada tahun ini, bulan ini, hari ini, pagi ini (now you know precisely the meaning of "meleret"!).
Orang Jepun pangkatkan situasi ini sebagai hatsu biwa atau biwa pertama.
Manis, masyaAllah.
nota rujuk: http://en.wikipedia.org/wiki/Loquat
Wednesday, March 26, 2008
Maccha
Maccha is tea but its in the powdered green form. This powdered green tea is extracted from the newest and softest green leaves, dried up and grind into powder. It is more expensive that the normal tea leaves sold for drinking. The dietery value of the leaves are not reduced in any form during the production into powder state.
I saw from a blogger who is known for her skill in producing beautiful cupcakes in Brunei, Nina Suria when she made Maccha mini doughnuts.
But here on this island, I want to show another version of this beautiful, green maccha.
This is Maccha baumkuhen. Actually, I've known this cake as kek lapis all along. I loved the rempah kek lapis from Indonesia. But Baumkuhen or bamukuhen, the Japanese call it, here is all maccha, made from the powdered green tea. The taste of green tea in this cake is refreshing.
Then again, Okinawa people have their own version of air batu kacang or shaved ice with sweet toppings.
These three air batu kacang are of different flavours. I know you, my beautiful readers have already guessed that green colour is Maccha air batu kacang. The white, round ball is pulut or glutinous powdered rice ball.
But, here is the interesting part. What is the flavour from the purple plate and the brown plate?
Anybody who can make the right guess of both plate (not one plate-must be both), will get a packet of green Japanese tea from me (not maccha).
Hey, I'm just making life interesting, so go ahead, make a guess.
Thursday, March 20, 2008
Maulidur Rasul Mar.20, 2008
What do we do on this date? I would do my normal routine and read the selawat. I mean, its not like I am doing it just on this day.
Actually, selawat on Nabi Rasullullah is istiqamah. Meaning, would be barakah to say the selawat any day of the year. Not just today.
But some people would do the "doa selamat" at home calling some imam to read doa and having good food after that.
The controversy of this "bidaah hasanah" is so difficult for me to digest. I am not at the level to consider myself able to weight the pros and cons.
Some clever people call it bidaah and yet hang the word hasanah there.
If you take a peep at Masjid Nabawi in Madinah now, where the Raudhah is...would you see people feasting on food?
I don't have the answer, this is my musings, just my wondering thoughts.
Spring is here on this island. My pots of pandan leaf did well this winter. Maintaining its deep, green leaves on the tip with some pale, yellow leaves at the base of the stem.
You should see their mouths open and shut when I show them what I did with my pandan leaves.
Here it is!
Pandan bun and pandan jam. Eat your heart out!
Tuesday, March 18, 2008
Akhir sakura Mac.2008
Saya berfikir sendiri, musim sakura untuk tahun ini sudah nak habis. Kalau terlepas sekarang, kenalah tunggu tahun depan. Sebelum hujan mencabut kelopak-kelopak sakura, baiklah saya pergi menikmatinya sendiri. Baru-baru ini saya tidak bersama warga melayu di sini pergi berkelah menikmati kembangan sakura.
Inilah gambar bukit di belakang rumah saya. Kalau lihat rumah-rumah di puncak bukit, kawasan dalam lagi terdapat rumah saya.
Saya memandu sendiri pergi mencari kembangan sakura dan berhenti di tepi jalan ini.
Yang menarik sangat dengan pokok sakura ini ialah hanya kelopak-kelopak sahaja menghias jalan itu. Ia tumbuh di bawah jalan.
Saya rasa ingin tengelamkan diri ini dalam kelopak-kelopak halus dan harum itu. Sungguh terpesona dengan kecantikan kraf Allah Ta'Allah, subhanAllah.
tikaman duri
Thursday, March 13, 2008
Pemenang Pulut Sakura
Unsunghero dengan haikunya
Manis sakura
tak tergapai rasanya
memeram rindu.
Ulasannya: manis sakura itu ditujukan pada "pulut sakura"(dalam gambar) dan pada orang yang tidak dapat merasanya, boleh membawa pada keadaan yang biasa dipanggil sebagai "kempunan" (memeram rindu). Tafsiran ini dilihat pada ayat zahir yang tertulis di haiku ini atau tafsiran luar.
Jika dilihat pada maksud berlapis atau metaforanya atau tafsiran dalam, haiku ini membawa pada tema kerinduan. Seseorang yang "memeram rindu" dan tidak dapat merasa "kemanisan" rindu itu.
Unsunghero, kitty chan is on the way, insyaAllah.
Oh, lagi satu...darihal gambar "tikam-tikam" itu, kenapa janggutmu tersenyum simpul?
haiku dari Ummi...
Sakura yang kurindu
damai di hati
indahnya mimpi.
Tema yang sama boleh dibunyikan begini...
Pulut sakura
kelopak dalam mimpi
manis taburan.
haiku dari CikMilah...
Musim sakura
kusenyumi marahmu
di tinta warna.
Tema yang sama boleh diedit begini...
Pulut sakura
mengucup kemarahan
di kuntum bibir.
Saya tuliskan pembetulannya di sini sebagai sample untuk sesiapa yang ingin cuba mengarang haiku.
Ada sesiapa ingin mencuba? Kalau ada, saya akan siapkan Kitty Chan lagi.
Thursday, March 06, 2008
Mingguan Wasilah-Darma Mohammad
"HAIKU" yang menyegarkan
MINGGUAN WASILAH / 2-8 Mac 2008 / Sastera / oleh DARMA MOHAMMAD
Peminat sastera Melayu sekian lama tertunggu-tunggu penerbitan antologi Haiku sepenuhnya yang ditulis oleh penulis Melayu di dalam bahasa Melayu. Sebelum ini pembaca pernah membaca haiku dalam bentuk antologi seperti buku "Sepanjang Jalan" kumpulan haiku oleh penulis Brunei Mas Malinja.
Haiku berakar dari sejarah puisi Jepun yang lama. Dengan bentuk yang khusus 3 baris dengan sukukata 5-7-5 itu, membuatkan haiku ini sangat unik. Ini bererti baris 1 mempunyai 5 sukukata, baris 2 mempunyai 7 sukukata dan baris 3 mempunyai 5 sukukata. Menulisnya memerlukan kemahiran yang tersendiri dengan menggunakan imej-imej alam yang menarik.
Buku yang dimaksudkan di sini ialah "Antologi Haiku 2006" yang diterbitkan oleh Abdullah Abdul Rahman atau lebih dikenali sebagai TabirAlam pada tahun 2007. TabirAlam sendiri menulis haiku di dalam buku ini.
Antologi ini disusun oleh Lelahiro (Hajah Halela bt Haji Abdul Razak, yang bermastautin di Okinawa, Jepun) yang turut menyumbangkan haiku. Seorang lagi penulis haiku yang memberi sumbangan ialah Dipinggiran (nama bagi Rusmimi Musa) yang menetap di Putrajaya.
Membaca haiku menimbulkan semacam keindahan melalui bahasanya yang padat, jumlah kata yang terkawal dan cerita atau persoalan kehidupan sehari-hari. Haiku pastinya banyak meneroka pengalaman dan perasaan penulisnya yang berbagai ragam. Ada semacam sihir yang menyimpulkan idea haiku di dalam baris akhirnya.
Lihat bagai mana Lelahiro menulis:
"pulau bergegar / mata taufan menghirup / tenaga alam".
Atau Dipinggiran menulis:
"di persimpangan / gelap mencari jalan / sengat si jengking".
Begini pula pula tulis TabirAlam:
"hujan tengkujuh / gunung yang kian lembut / tidak berjumpa".
Ada rakaman peristiwa yang terkesan di hati penulis-penulisnya. Lelahiro agak terkesan dengan suasana yang dialaminya di pulau Okinawa yang selalu terdedah dengan ribut taufan.
Manakala Dipinggiran berdepan dengan dilema kehidupan yang cukup mencengkam sehingga terpaksa mengalami keperitan hidup.
TabirAlam pula musim tengkujuh mendatangkan gejala lain yang mengharukan.
Haiku menuntut ketajaman akal pembaca. Melalui tiga baris yang padat itulah haiku menyampaikan pengalaman atau perasaan penulisnya. Biasanya unsur alam menjadi unsur yang dominan di dalam penulisan haiku.
Suka duka kehidupan dapat diterapkan di dalam baris-baris haiku.
Peristiwa berkaitan dengan agama cukup digemari oleh tiga penulis di dalam antologi ini.
Di sini dikemukakan tiga contoh daripada tiga penulis haiku yang terdapat di dalam antologi ini.
Tulis Lelahiro: "di masjid usang / cengkerik pun getar / solat sendiri".
Dipinggiran menulis:
"gelap meraba / denyut zikir dan wirid / semut meniti".
Manakala TabirAlam mengungkapkan,
"Qiamullai / khalwat mencari waktu / tujuh anggota".
Terdapat lagi untaian haiku yang berunsur agama di dalam antologi ini. Peristiwa yang dialami atau direnung oleh penulis diolah dengan bahasa yang indah. Pembaca akan terpikat kerana kepadatannya.
Tidak ada masa untuk penulis haiku untuk bertele-tele dengan penceritaannya, atau memanjang-memanjangkan kata kerana haiku amat terikat dengan skema sukukata yang ketat.
Bagaimana pun mengikut Hajah Halela, "Terdapat lebih kelonggaran dalam persembahan haiku moden dari segi kebebasan pengiraan sukukatanya. Ini bermakna terlebih atau terkurang satu atau dua sukukata tidak menjadi kesalahan dalam persembahan haiku moden".
Untaian haiku di dalam antologi ini adalah hasil karya sepanjang tahun 2005 dan 2006 yang tersiar melalui laman web Komuniti Haiku di http://www.esastera.com/.
Dimaklumkan bahawa penerbitan antologi ini adalah ilham daripada Lelahiro yang merupakan ahli Persatuan Haiku Ishimine, Okinawa, Jepun tempat beliau menetap sekarang ini.
Malah Halela merupakan pengarang haiku dalam tiga bahasa iaitu bahasa Jepun, Inggeris dan pastilah bahasa Melayu.
Di Jepun, Halela merupakan pengarang haiku (dalam bahasa Jepun) yang disegani. Tidak hairanlah ramai penulis haiku (di Malaysia) yang menjadikan beliau sebagai guru haiku.
Pengucapan haiku di dalam antologi kaya dengan imej alam (malah ini semacam kemestian dalam menulis haiku), permainan bunyi dan metafora yang menyegarkan.
Haiku memerlukan metafora yang mampu mengindahkan bahasa. Idea, persoalan atau pemikiran di dalam haiku bertolak daripada kehidupan zahir dan batin. Penulis-penulis haiku di dalam antologi ini mempunyai daya persepsi yang tajam dan penguasaan bahasa yang kuat.
Adalah dicadangkan penggemar puisi yang belum terdedah dengan haiku, membaca antologi ini dengan serius. Sejumlah 150 buah haiku di dalam antologi mampu menyentuh perasaan pembaca yang berjiwa halus. Setiap halaman dihiasi dengan gambar atau pun dengan lakaran yang berseni. Semua itu memikat hati.
Haiku patut dirakyatkan juga di dalam masyarakat kita melalui penulisan dan pembacaan.
Bak kata Hajah Halela, "Haiku wa jinsei atau Haiku itu kehidupan."
Syabas kepada lelahiro, Dipinggiran dan TabirAlam yang berjaya menghasilkan untaian haiku yang menawan hati.
Sunday, March 02, 2008
Yoroshiku onegai shimasu
**********************************************
Yoroshiku onegai shimasu...tidak ada istilah ini dalam BM atau BI.
Kalau huraikan benang dalam tenun kain frasa ini, harus membuka kamus besar dan teliti satu persatu ungkapannya.
Baiklah, saya cuba. Bukan, ini bukan sessi belajar bahasa Jepun. Ini catatan gaya penghidupan yang bermula dengan frasa yang paradoks ini.
Sebelum saya buka naratif, silalah lihat makna atau maksud asal ungkapan di tajuk itu.
Perkataan asalnya ialah negai atau wish. I wish to be rich. I wish you can be rich so I can share it with you.
Atau desire. I desire to be the first Malay president of America. I desire to make everybody around me happy or something like that.
Favour. Do me this favour, will you?. I beg you favour me by being my friend. Or on this line of thinking.
So the Japanese use these three situations for the phrase in the topic.
When you are introduced to someone new, all you have to do is to say "yoroshiku onegai shimasu"! You don't have to say anything else, this phrase will do, its complete in itself...self-explanatory.
You don't have to make small talk about your family or that person's family, just this phrase suffice.
Ok, now I open my story.
Dia selalu terlihat orang itu di satu tempat. Mungkin setiap kali dia berada di tempat itu, orang itu akan tersenyum padanya. Maka dia ingin menjadi kawan pada orang itu. Tak salah, berkawan sahaja.
Tapi apakah caranya untuk membuka pintu perkenalan ini?
Dia menggunakan adat yang dia sudah biasa dibesarkan..."yoroshiku onegai shimasu"!
Tapi dia tidak tahu frasa ini dalam bahasa melayu atau Inggeris.
Dia gasak sahaja.
"can you be my friend?"
Yang mendengarnya semestinya merasa terhormat, merasa dirinya diappresiasi, gembira sangat.
Yang mendengarnya, bukan orang Jepun, memang tidak tahu maksudnya yang cetek dalam bahasa Jepun (lihat lagi sekali di atas).
Yang mendengar itu menanya balik..."why me?"
Dia membalas dengan selamba, "just be my friend"!
Tapi situasi ini tidak tamat di sini.